100 Hari Kepemimpinan Syukur-Khafid: Harapan dan Dukungan dari HMPM – Yogyakarta

100 Hari Kepemimpinan Syukur-Khafid: Harapan dan Dukungan dari HMPM – Yogyakarta

Canangjambi.com.Yogyakarta (03/06/2025) – Dalam hiruk pikuk arus informasi dan narasi viral di media sosial, kami Himpunan Mahasiswa Pelajar Merangin Yogyakarta (HMPM Jogja) turut menyimak secara saksama sebuah peristiwa yang mengundang perhatian publik: beredarnya video guru SDN 117 Limbur Merangin yang menyeberangi jembatan gantung dalam kondisi rusak. Peristiwa ini menyentuh hati banyak orang, termasuk kami yang sedang menimba ilmu di tanah rantau. Namun sebagai generasi muda yang terdidik, kami merasa penting untuk tidak langsung terjebak dalam emosi sesaat. Kami memilih jalan objektif, mendalami konteks dan memahami substansi.

Setelah mencermati klarifikasi dari para guru yang menjelaskan bahwa video tersebut bukanlah bentuk protes, serta pernyataan terbuka dari Bupati Merangin, H. M. Syukur, S.H., M.H., kami merasa terpanggil untuk menyampaikan sikap dan pandangan dari sudut kebijaksanaan intelektual. Bupati Syukur tidak hanya memberikan penjelasan yang jernih, tetapi juga menunjukkan sikap kepemimpinan yang terbuka, tidak reaktif, dan bertanggung jawab. Hal ini menjadi sinyal positif bahwa roda pemerintahan di Merangin sedang diarahkan menuju gaya kepemimpinan baru yang lebih komunikatif dan solutif.

Memasuki 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Merangin, kami sebagai anak muda Merangin yang tergabung dalam HMPM Jogja merasa bangga dan optimis. Gaya kepemimpinan Bapak H. M. Syukur dan Bapak H. Abdul Khafid memberi warna baru dalam perjalanan daerah kami. Bukan soal program apa yang telah selesai atau capaian-capaian teknokratis yang dikejar, melainkan cara memimpin yang lebih menyejukkan, membumi, dan mendengarkan.

Dalam sebuah wawancara publik, Bupati Syukur menegaskan bahwa dirinya tidak memaksa siapa pun untuk meminta maaf, termasuk para guru. Justru, beliau menyampaikan bahwa jembatan tersebut sedang diperbaiki, dan bagian yang tampak rusak di video adalah bagian yang memang sengaja dibongkar untuk proses renovasi. Pernyataan ini menunjukkan kemauan untuk hadir secara nyata di tengah masyarakat, bukan berlindung di balik retorika birokratis. Inilah pemimpin yang kami harapkan: yang tidak anti-kritik, tidak mudah tersinggung, dan tidak menutup diri dari dinamika sosial yang berkembang.

Kepemimpinan tidak hanya dinilai dari program dan kebijakan, tetapi juga dari sikap dan respons terhadap situasi. Dalam 100 hari ini, kita menyaksikan lahirnya gestur moral yang menginspirasi: Bupati yang mau berbicara langsung, yang mau hadir memberi klarifikasi, yang tidak menyalahkan rakyatnya. Kami dari HMPM Jogja menilai ini sebagai modal sosial yang sangat kuat untuk membangun Merangin Baru, sebagaimana yang menjadi semangat dan jargon pemerintahan saat ini.

Di era disrupsi informasi seperti sekarang, narasi viral bisa memutarbalikkan realitas dan membentuk opini publik yang jauh dari konteks. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya generasi muda Merangin, untuk bijak dalam menyikapi setiap informasi. Jangan sampai kita terpancing oleh narasi yang belum utuh, dan abai terhadap semangat perubahan yang sedang diperjuangkan oleh pemimpin kita.

Kami juga mengajak seluruh elemen mahasiswa, pelajar, dan pemuda Merangin yang ada di perantauan untuk bersatu mendukung pemerintah daerah. Tidak ada kemajuan yang bisa dicapai jika kita sibuk menyalahkan tanpa memberi solusi. Hari ini adalah momentum untuk menyatukan tekad membangun daerah, menyuarakan harapan, dan menjaga komunikasi positif antara pemuda dan pemimpin.

Bagi kami, kepemimpinan H. M. Syukur dan H. Abdul Khafid adalah sebuah harapan baru bagi Merangin. Kami percaya bahwa semangat dan kesungguhan yang mereka miliki dapat menjadi fondasi bagi perubahan besar ke depan. Kami mendukung sepenuhnya visi mereka untuk Merangin yang lebih baik—Merangin yang tertata, adil, beradab, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat hingga ke pelosok desa.

Kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati, kami menyampaikan doa dan dukungan: teruslah hadir di tengah rakyat, teruslah mendengar, dan teruslah bergerak dengan hati. Kami yakin Merangin tidak kekurangan potensi. Yang dibutuhkan adalah pemimpin yang mampu merangkul, bukan memukul; membina, bukan mencela; membangun harapan, bukan menyulut keresahan.

Sebagai mahasiswa dan pelajar Merangin di Yogyakarta, kami bukan hanya pengamat pasif. Kami adalah bagian dari proses pembangunan, sebagai generasi intelektual yang kelak akan pulang membawa pengetahuan dan cita-cita untuk tanah kelahiran. Kami siap menjadi mitra pemikiran, menjadi penggerak di lini masyarakat, dan menjadi penyambung lidah rakyat dari perantauan.

Akhir kata, peringatan 100 hari kerja bukanlah tentang evaluasi semata, tapi juga momentum refleksi dan afirmasi. Refleksi bagi kita semua, bahwa membangun Merangin bukan tugas seorang bupati semata, tapi tanggung jawab kolektif seluruh anak daerah. Dan afirmasi bahwa kepemimpinan Bapak H. M. Syukur dan Bapak H. Abdul Khafid adalah kepemimpinan yang lahir dari panggilan pengabdian, bukan ambisi kekuasaan.

Mari kita kawal dan dukung bersama. Merangin baru tidak bisa dibangun dengan pesimisme dan kegaduhan, melainkan dengan ketulusan, kepercayaan, dan sinergi. Kami HMPM Jogjaakan terus bersama Merangin, dalam doa, dalam pemikiran, dan dalam aksi nyata.

Hidup Mahasiswa, Hidup Pemuda Merangin!
Merangin Baru, Harapan Kita Semua!

Hormat kami,
Himpunan Mahasiswa Pelajar Merangin Yogyakarta (HMPM Jogja)
Akeng Arbi Putra
Penjabat Ketua HMPM Jogja
Yogyakarta, 2 Juni 2025.( Damsir)

News Update